Peluang Usaha: Budidaya Ikan Mas

Budidaya Ikan Mas
Salah satu jenis ikan tawar yang banyak dikembangkan adalah ikan mas. Ia memilki tampilan fisik dengan badan pipih, menyamping dan lunak. Kabarnya, ikan dengan warna cerah ini sudah mulai dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi tepatnya di Cina! Memang bukan rahasia lagi, ikan mas memang memiliki tampilan yang bagus. Selain sebagai ikan hias, ikan mas juga diternakkan untuk konsumsi. Budidaya ikan mas ini banyak dilirik oleh pengusaha sebab permintaan ikan mas memang cenderung stabil. Ikan ini bisa dikembangkan di sawah, sungai deras, keramba dan juga bisa di kolam biasa. Di Indonesia sendiri, pusat budidaya ikan mas berada di wilayah Ciamis, Sukabumi, Bogor, Cianjur, Purwakarta, Tasikmalaya dan Garut.

Di dalam sistem taksonomi, klasifikasi ikan mas adalah:
  • Kelas : Osteichthyes
  • Anak kelas : Actinopterygii
  • Bangsa : Cypriniformes
  • Suku : Cyprinidae
  • Marga : Cyprinus
  • Jenis : Cyprinus carpio L.
Prasyarat Budidaya Ikan Mas

Sebelum memulai budidaya ikan mas, pastikan Anda memperhatikan syarat berikut:
  1. Tanah terbaik untuk digunakan membuat kolam pemeleliharaan ikan mas dari jenis tanah yang lempung atau liat. Jangan tanah yang berporos sebab daya serapnya tinggi. Tanah tersebut juga tidak sanggup menopang massa air yang besar dan rawan kebocoran.
  2. Perhatikan pula letak kemiringan tanah. Yang paling baik adalah yang berkisar di angka 3 sampai 5% agar pengairan kolam lebih mudah karena hukum gravitasi.
  3. Ketianggian wilayah sebaiknya antara 150 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Sebab pada ketinggian tersebu, ikan mas akan tumbuh dan berkembang optimal.
  4. Kualitas air yang digunakan memelihara ikan mas juga harus bersih, jangan keruh dan bebas dari bahan kimia, minyak dan unsur membahayan lainnya.
  5. Ikan mas tumbuh dengan lebih baik jika sistem pengairan kolam juga maksimal. Karena itu perhatikan debit air. Di kolam air tenang memerlukan 8 sampai 15 liter air per detik per ha, sementara itu dalam kolam air deras, denitnya harus 100liter/menit/mete persegi.
  6. Usahakan keasaman air atau pH antara 7 sampai 8.
  7. Suhu air terbaik berkisar di angka 20 sampai 25 derajat Celsius.

Pedoman Teknis Budaya 

Persiapan Sarana Juga Peralatan

Untuk kolam, cari tempat yang dekat dengan sumber mata air agar lebih mudah dan pastikan tempat tersebut terbebas dari ancaman banjir. Dalam budidaya ikan mas, ada 3 jenis kolam yang digunakan yakni:
  1. Kolam pemeliharaan induk. Luas kola mini bergantung pada berapa jumlah indukan juga intensitas pemelihraannya. Misalnya saja 100 kilogram induk ikan mas membutuhkan kolam dengan luas 500 meter persegi apabila ia hanya diberi pakan alamiah seperti dedak. Namun, jika ia diberi dengan pellet maka ia hanya membutuhkan ruamg kolam dengan range luas antara 150 sampai 200 meter persegi.
  2. Kolam tempat pemijahan. Kola mini bisa dari tanah ataupun tembok. Adapun luasnya bergantung pada jumlah induk ikan mas yang hendak dipijahkan. bentuknya sebaiknya persegi panjang dengan patokan 1 induk memenuhi ruangan sebesar 18 meter persegi. Bagian dasar kolam pemijahan dibuat mering ke arah pembuangan agar dasar kolam bisa dikeringkan dengan mudah.
  3. Kolam ketiga adalah kolam tempat pendederan. Kola mini sebaiknya bentuknya persegi empat. Sama seperti budidaya ikan lainnya, kolam pendedaran ikan mas juga lebih dari satu dengan ukuran yang variatif. Kolam pertama sebaiknya berukuran 25 sampai 500 meter persegi sementara itu kolam selanjutnya berukuran 500 sampai 1000 meter persegi.
Menyoal peralatan, ada beberapa otem yang dibutuhkan terkait usaha budidaya ikan mas. Alat yang digunakan dalam proses pembenihan antara lain:
  1. Jala
  2. Anco atau waring
  3. Hapa atau kotak dari jaring atah kelambu. Fungsinya untuk menampung induk dan juga benih.
  4. Seser
  5. Ember/baskom
  6. Cangkul
  7. Arit
  8. Pisau dan Secchi atau Secchi Disc untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
  9. Timbangan skala kecil dengan satuan gram.
  10. Timbangan skala besar dengan satuan kilogram.
Sementara itu, alat yang digunakan dalam proses pemanenan atau penangkapan adalah
  1. Scoopnet atau warring
  2. ayakan panglembangan dengan diameter 100 cm
  3. ayakan penandean dengan diameter 5 cm
  4. Tempat untuk menimpan ikan mas.
  5. Keramba kemplung
  6. Fish Bus untuk antar jarak dekat
  7. Kekaban untuk menempatkan telur yang melekat
  8. Hapa berupa kain dari tricot yang akan digunakan untuk proses penetasan telur yang terkontrol
  9. dll

Proses Pembibitan

Proses pembenihan dalam budidaya ikan mas bisa dilakukan dengan beberapa cara yakni cara intensif, semi intensif dan juga cara tradisional. Jika menggunakan cara tradisional, tingkat keberhasilan akan bergantung penuh pada alam. Namun dengan majunya teknologi pertanian, kini keberhasilan proses pembibitan ikan mas sudah bisa dikontrol. Teknologi memajukan pemijahan dengan hipofisiasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan menggunanan teknik atau metode pembuahan buatan, pengontrolan penetasan telur dan masih banyak lagi lainnya. Namun, meskipun teknologi telah maju, namun baik itu secara tradisonal atau modern, tetap memerlukan seleksi induk ikan mas yang siap untuk dipijah. Adapun ciri-ciri indukan yang sudah matang adalah:
  1. Betina: Berumur antara 1,5 sampai 2 tahun.Bentuk tubuh sehat, mulus dan sempurna. Perhatikan kondisi siripnya, jangan pilih yang cacat. Bagian penutup insang tebal dan sempurna. Warna cerah dan mengkilat. Bagian perut tampak membesar, buncit dan sedikit lembek. Gerakannya menjadi lambat dan di malam hari suka loncat. Saat perut ditekan, kloakanya mengeluarkan butir telur.
  2. Jantan: umur minimal 8 bulan, Beratnya sekitar 0,5 kilogram per ekornya. Bentuk tubuh sempurna. Sirip dan sisik sempurna. Lincah dan badannya mengkilap. Badan jantan langsing dan gerakannya gesit. Jika perutnya ditekan akan keluar cairan putih yakni sperma.

Proses Pemijahan

Setelah induk terbaik selesai dipilih, saatnya proses pemijahan dimulai. Ada dua sisitem pemijahan yang dikenal yakni dengan cara tradisonal dan metode kawin suntil. Pemijaha tradisional sendiri terbagi lagi ke dalam beberapa cara yakni Cara SUnda, Cara Cimindi, Cara Rancapaku, Cara Sumatera, Cara dubish, dan cara Hofer. Masing-masing cara ini memiliki teknik berbeda. Cara Sunda misalnya, dilakukan pada kolam pemijahan dengan ukuran 25 sampai 30 meter persegi. Adapun dasar kolam dibiarkan sedikit berlumpur,dikeringkan kemudian diisi dengan air pada pagi hari. Sementara itu indukan ikan mas dimasukkan di sore hari. Di dalam kolam pemijahan diberi ijuk yang akan disusun oleh ikan menjadi sarang. Saat proses pemijahan selesai, ijuk yang telah menjadi sarang dan ditempati benih telur ikan mas dipindahkan ke kolam penetasan.

Jika menggunakan sistem kawin suntik, maka proses pemijahan dilakukan dengan merangsang induk ikan mas baik jantan dan betina dengan cara menyuntikkan kelenjar hyphofise pada tubuh ikan. Kelenjar ini didapatkan dari kepala ikan pendonor. Setelah proses penyuntikan, dalam kurun 6 jam setelahnya, indukan ikan mas akan terangsang dan melakukan pemijahan. Cara ini memakan biaya dan sarana yang lengkap namun memang proses pemijahan tak lagi memerlukan waktu berminggu-minggu seperti cara tradisional.

Proses Pendederan

Proses ini dimulai saat benih telur hasil dari proses pemijahan telah menetas sempurna. Pendederan dilakukan di kolam khusus dengan luas sekitar 200 sampai 500 meter persegi. Terlebih dahulu kolam tersebut dikeringkan dan dibersihkan dari ikan liar lainnya yang bisa saja hidup di dalamnya. Selanjutnya, kolam pendederan ditaburi kapur dan kemudian dipupuk sesuai dengan kententuan yang lazim. Proses pendederan biasanya dilakukan dengan melewati beberapa tahapan antara lain:
  1. Tahapan 1 : usia benih yang dimasukkan ke dalam kolam antara 5 sampai 7 hari. Jumlah benih yang disebar tersebut hanya 100 sampai 200 ekor per meter persegi kolam. Lama pemeliharaan ini sekitar sebulan dengan ukuran benih 2 sampai 3 cm.
  2. Tahapan kedua. Benih ikan dari tahapan pertama disebar di kolam dengan rasio 100 sampai 200 ekor per meter persegi ukuran kolam. Lama pemeliharaan pada tahapan ini adalah 1 bulan dengan ukuran benih 3 sampai 5 cm.
  3. Tahapan III. Umur benih dari tahapan kedua disebar dengan rasio 25 sampai 50 ekor per meter persegi. Lamanya pemeliharaan sekitar 1 bulan. Ukuran benih sudah mencapai 5 sampai 8 cm. Pada tahapan ini, ikan mas diberi pakan tambahan berupa dedak yang halus dengan rasio 3 sampai 5% dari berat total benih ikan.
  4. Tahapan IV, umur benih tahapan 3. Jumlah persebarannya 3 sampai 5 ekor per meter persegi. Lamanya pemeliharaan pada tahapan ini sebulan hingga ukuran benih menjadi 8 sampai 12 cm. Tambahkan makanan pendamoing seperti dedak halus dengan komposisi sama seperti tahapan III.

Proses Pemeliharaan Ikan Mas
 

Saat benih belum memasuki ukuran 100 gram, maka sebaiknya diberi pakan pellet 2 mm dengan komposisi 3 kali bobit total benih. Pelet tersebut diberikan 4 kali dalam sehari sampai 3 minggu lamanya. Pemeliharaan pembesaran ikan mas bisa dilakukan dengan dua cara yakni:
  1. Polikultur, yakni mencamour ikan mas dengan ikan lain. Perbandingannya ikan mas 50%, ikan tawes 20%, ikan mujair 30%. Atau ikan mas 50%, ikan gurame 20% serta ikan mujair 30%.
  2. Monokultur. Tidak mencampur dengan jenis ikan lain dan dibedakan antara jantan dan betina pada kolam yang berbeda. Sistem ini dianggap sebagai cara yang paling baik.
Proses pemeliharaan ini juga mencakup pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk kandang agar makanan alami di dalam kolam terangsang untuk tumbuh. Hal lain yang diperhatikan adalah pemberian pakan. Pastikan Anda memberi pakan kualitas terbaik dengan kandungan protein, asam amino, karbohidrat, mineral, vitamin dan lain-lain. Jangan juga mengabaikan kesehatan kolam atau tambak. Pastikan air selalu bersih dan tidak tercemar bahan kimia.

Hal lain yang tak kalah penting diperhatikan dalam budidaya ikan mas adalah perlindungan terhadap penyakit dan hama. Adapun hama yang biasa menyerang ikan mas adalah bebeasan, ucrit, kodok, ular, lingsang, burung, belut juga kepiting serta ikan gabus. Ikan gabus ini sering memangsa ikan mas yang masih kecil. Demikian juga dengan belut dan kepiting. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang ikan mas adalah white spot atau bintik merah, bengkak pada insang dan badan, cacing pada insang, kulit juga sirip, kutu ikan dan masih banyak lainnya.